Sabtu, 26 Agustus 2017

Brabasan, Ibu Kota Kabupaten yang Terlupakan



Gedung perkantoran Pemkab Mesuji di Desa Brabasan menjadi sepi sejak pindah ke lokasi baru di Wiralagamulya, Rabu (23/8/2017). LAMPUNG POST/JUAN SANTOSO

MESUJI (Lampost.co) -- Layu sebelum berkembang. Ungkapan tersebut sangat tepat menggambarkan kondisi Desa Brabasan, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Mesuji, saat ini.  (berita lampung, berita unik lampung)
Betapa tidak, desa transmigrasi berjarak 12 km dari jalur lintas timur (Jalintim) Simpangpematang dan 20 km dari lokasi ibu kota kabupaten di Desa Wiralagamulya, Kecamatan Mesuji, itu ketiban rezeki nomplok.
Sebab, awal berdiri Mesuji menjadi daerah otonomi baru berdasarkan Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2008 tentang Kabupaten Mesuji, letak kantor-kantor persiapan kabupaten menjadi isu yang sensitif. Di awal-awal kabupaten pemekaran Tulangbawang itu lahir, terjadi tarik-menarik tempat perkantoran sementara untuk menjalankan roda pemerintahan. Opsinya adalah antara Desa Simpangpematang dan Wiralagamulya.
Simpangpematang meski ramai dan fasilitas lengkap tidak menjadi pilihan karena terlalu jauh dari Desa Wiralaga sebagai cikal bakal Kabupaten Mesuji. Demikian juga di Wiralaga, jika dipaksakan juga tidak mendukung infrastrukturnya.
Sebab, situasi politik saat itu dan letak geografis Desa Brabasan, desa yang tidak terlalu ramai itu dipilih menjadi alternatif ibu kota kabupaten, sementara menunggu kesiapan kantor bupati dan gedung DPRD di Wiralagamulya rampung.
Setelah terpilih menjadi ibu kota sementara, desa yang tadinya sepi, mendadak menjadi ramai seperti kota. Hal itu karena semua aktivitas pemerintahan, baik kantor bupati maupun seluruh kantor dinas terpusat di ibu kota Kecamatan Tanjungraya itu.
Pasar yang sebelumnya hanya ada dua kali seminggu, menjadi sibuk setiap hari. Sebab, seluruh pegawai Pemkab beraktivitas dan tinggal di desa tersebut, sehingga aktivitas jual beli meningkat setiap hari. Terlebih usai gajian pegawai.
Belum lagi rumah-rumah penduduk di sekitar Desa Brabasan disulap menjadi kantor-kantor. Begitu juga dengan bangunan indekos menjamur bak cendawan di musim hujan. Ibarat bunga, Desa Brabasan mulai muncul kuntum bunga. Ekonomi bergerak.
Sewa indekos, rumah, dan ruko melejit, mulai dari Rp35 juta untuk rumah dinas bupati, wakil bupati, sekkab, dan perkantoran lain. Untuk indekos mulai dari Rp7 juta—Rp10 juta per tahun.

Sumber : Lampost.co 

0 komentar:

Posting Komentar